Kemarilah, aku kuceritakan malam ini
sebuah kisah yang mengandung pelajaran bagi orang yang bergaul dengan
saudaranya tapi tidak membantunya.
Di sebuah hutan ada seekor singa yang
menjadi “raja rimba”. Seluruh binatang yang ada di hutan itu selalu berkumpul
di pagi hari untuk memberi ucapan selamat dan mendengar perintah-perintahnya.
Di hutan itu pun hidup dua banteng bersaudara, yang satu berwarna merah dan
kurus, sedang yang satu laginya berwarna putih dan gemuk.
Hari terus berlalu sementara penghuni
hutan itu hidup dalam keadaan yang penuh dengan kebahagian. Namun, tiba-tiba
segala sesuatunya berubah. Bencana dan kelaparan melanda hutan itu. Melihat
peristiwa itu, raja rimba mulai memeras otak untuk mencari cara mendapat mangsa
yang gemuk.
Suatu hari si raja rimba mengirim
surat kepada banteng merah dan memintanya datang. Setelah ia datang, singa itu
berkata kepadanya, “Anda sangat berarti di sisiku. Karena itu, aku berdialog
dengan Anda. Seperti yang Anda lihat, tubuhku lemah akibat kurang makan. Apa
yang Anda anjurkan?”
Sejenak macan itu terdiam. Sebelum
banteng merah sempat angkat bicara, ia terlebih dahulu menyambung perkataannya,
“Dengar, kengapa aku melihatmu begitu kurus, sedang saudaramu, si banteng
putih, begitu gemuk? Apakah dia makan lebih banyak darimu? Atau, ia mengambil
jatah makanmu? Bagaimana pendapatmu seandainya makanan yang dikonsumsi oleh
kalian berdua diberikan hanya untuk dirimu?”
“Bagaimana itu bisa terjadi?,” tanya
banteng merah.
Sang macan menjawab, “Akan kujadikan
kau wakil raja rimba. Dengan demikian, kau akan mendapat banyak makanan. Tapi
dengan syarat, kau harus memberikan saudaramu, si banteng putih, untuk aku
makan. Dia pasti akan membuatku kenyang.”
Mendengar
itu, si banteng merah setuju dengan keinginan si raja rimba.
Keesokan
harinya datanglah si banteng putih. Maka, si raja rimbapun menyerangnya dan
memangsanya.
Tidak lama kemudian datanglah si
banteng merah untuk menerima jabatan yang dijanjikan oleh si raja rimba. Namun
sayang, si raja rimba tidak memberikannya kepadanya.
Hari
terus berlalu sementara si raja rimba tak kunjung menepati janjinya. Akhirnya,
suatu hari si raja rimba meminta banteng merah menemuinya guna bermusyawarah
untuk ke sekian kalinya.
Setelah
si banteng merah tiba, singa itu berkata, “Apa yang harus aku lakukan wahai
banteng? Aku ingin makanan?”
“Maaf
baginda raja, di hutan ini banyak sekali binatang,” kata banteng merah
memotong.
“Di
sekelilingku tidak ada binatang selain kucing, serigala dan burung. Mereka
semua tidak membuatku gemuk atau mengenyangkan perutku,” tukas si raja rimba.
Singa
itu memandang ke arah banteng dan menggerakkan kepalanya.
“Apa
maksudmu?,” tanya banteng merah.
“Aku
menginginkanmu,” jawab si raja rimba.
“Ya,
engkau telah memangsaku ketika engkau memangsa saudaraku,” kata si banteng
merah kecewa.
Singa
itu kemudian menyerang banteng merah dan memangsanya.
Wahai
anak-anakku.
Ini
adalah keteladan bagi setiap orang yang mengkhianti saudaranya atau tidak
menolongnya. Rasulullah saw bersabda, “Tolonglah
saudaramu ketika mendzalimi atau didzalimi!”
Para
sahabat bertanya, “Ya rasulullah, kami menolongnya ketika didzalimin, bagaimana
kami menolongnya ketika ia berbuat dzalim?”
Nabi
Muhammad menjawab, “Engkau mencegahnya
dari kedzaliman dan mengarahkannya pada kebenaran.”